Papan Tulis Republik Karya S. Herianto dengan Kredo: Neuro Breath
Di negeri yang mengagungkan guru di baliho, tetapi menenggelamkannya di
rekening, papan tulis menjadi saksi paling jujur dari ironi.
Papan Tulis
Republik bukan sekadar kumpulan esai atau catatan seorang pengajar — ini
adalah naskah kesaksian tentang bangsa yang menulis kemajuan dengan kapur yang
rapuh. Di atas permukaan hitam itulah sejarah, politik, dan absurditas bertemu:
dihapus, ditulis ulang, dan dilupakan.
Melalui bahasa yang tajam sekaligus puitis, S.
Herianto menelanjangi sistem yang menjadikan pendidikan alat kekuasaan,
menjadikan kecerdasan ancaman, dan menjadikan guru sekadar “objek
kesejahteraan”. Ia menulis bukan dengan tinta, tapi dengan napas—Neuro Breath—sebuah kredo perlawanan yang
menolak tunduk pada kebodohan yang dilembagakan.
Buku ini menggugat, namun juga mengajak.
Menggugat kekuasaan yang buta terhadap pengetahuan, dan mengajak pembaca
kembali menulis makna republik di papan tulis yang telah lama dipenuhi debu.
Papan
Tulis Republik adalah elegi dan manifesto, satire dan doa; karya yang membuat
kita tertawa getir sekaligus terdiam lama setelah halaman terakhirnya ditutup.

.png)
Post a Comment
0 Comments